"Dulu penetapan kuota haji dilakukan oleh OKI saat menggelar konferensi di Amman, Jordania, pada tahun 1987," ujar HNW dalam keterangan tertulis, Minggu (1/12/2019).
Hal tersebut disampaikannya di hadapan ratusan anggota Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) yang datang dari berbagai daerah saat mengikuti Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-15 di Jakarta pada Sabtu (30/11/2019).
HNW mengatakan dalam konferensi di Amman itu, dihitung satu orang per seribu penduduk. Menurut HNW, aturan tersebut sudah tidak tepat sebab perekonomian umat Islam semakin meningkat serta diakui infrastruktur serta fasilitas di Arab Saudi semakin baik. Dirinya yakin negara kaya minyak itu mampu menampung jemaah haji lebih banyak.
"Untuk itulah perlu digelar KTT OKI untuk membahas kembali masalah kuota haji," ucap HNW.
Kiat yang kedua ialah banyak negara Islam, baik yang dalam kondisi damai atau dalam konflik peperangan tidak menggunakan kuota yang ada secara penuh. Akhirnya, kata HNW, kekosongan jatah itu bisa digunakan oleh calon jemaah haji dari Indonesia.
"Di Suriah lagi terjadi konflik, nah kuota yang tidak dimanfaatkan bisa digunakan oleh calon jemaah haji kita," paparnya.
Hal demikian menurutnya juga terjadi di beberapa negara Afrika bahkan juga di Thailand dan Filipina. Kiat ketiga ialah kuota haji yang tidak digunakan oleh jemaah haji yang ada di Thailand dan Filipina bisa digunakan oleh calon jemaah haji Indonesia.
"Dengan melakukan pendekatan diplomasi antaranggota ASEAN maupun diplomasi bilateral, kuota yang ada mending digunakan untuk calon jemaah haji dari Indonesia secara sah daripada digunakan oleh pihak lain yang selanjutnya menimbulkan masalah," ucapnya.
Dikatakan HNW, dalam sejarah pergerakan dan perjuangan bangsa Indonesia, mereka yang menjadi tokoh penggerak adalah mereka yang mempunyai gelar haji seperti KH Ahmad Dahlan, KH Hasyim Asyhari, Haji Oemar Said Cokroaminoto, Haji Agus Salim, Haji Mohammad Natsir, dan banyak yang lainnya.
"Haji Oemar Said Cokroaminoto merupakan guru bangsa. Merekalah yang menghadirkan lahir dan merdekanya Indonesia," ucapnya.
Para haji, lanjut HNW, pada masa pergerakan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia adalah sosok-sosok pejuang. Pada tahun 1903, organisasi Jamiatul Khair mengadakan Konferensi Ummat Islam di mana hasil konferensi itu adalah menyatakan keinginan merdeka dari penjajahan bangsa asing.
Dari organisasi itu selanjutnya lahir organisasi Sarikat Dagang Islam, kemudian SI, dan organisasi-organisasi Islam lainnya. Untuk itulah HNW mendorong IPHI agar hadir dan merealisasikan cita-citanya untuk Indonesia.
"Kita harap IPHI menjadi pioneer bagi para jemaahnya untuk membangkitkan Indonesia. Tugas IPHI penting buat umat," ujarnya.
Hadir dalam pembukaan rakernas tersebut Ketua Umum IPHI Ismed Hasan Putro, Ketua Dewan Penasihat IPHI Jenderal (Purn) Djoko Santoso, dan Gubernur Jakarta Anies Baswedan.
(prf/ega)
"masa" - Google Berita
December 01, 2019 at 12:35PM
https://ift.tt/2OCmJmk
HNW Usulkan 3 Kiat Perpendek Masa Tunggu Ibadah Haji - Detiknews
"masa" - Google Berita
https://ift.tt/2lkx22B
Bagikan Berita Ini
0 Response to "HNW Usulkan 3 Kiat Perpendek Masa Tunggu Ibadah Haji - Detiknews"
Post a Comment