Saya sangat heran dengan pernyataan Pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi yang mengatakan bahwa cara mafia migas membuat Indonesia tidak bisa lepas dari impor minyak memang dengan menghalangi pembangunan kilang.
Pernyata tersebut sangat sesat karena masyarakat akan berpendapat bahwa dengan dibangun-nya kilang minyak maka Indonesia dipastikan akan berhenti import minyak!
Lifting nasional minyak mentah Indonesia untuk tahun 2019 hanya 775 ribu barel per hari, dan diperkirakan tidak akan mencapai target, padahal konsunsi domestik sekarang ini sudah mencapai 1.55 juta barel per hari, sehingga shortage-nya sebesar bisa lebih dari 775 ribu barel per hari.
Kekurangan tersebut akan ditutupi dengan import minyak mentah misalnya untuk tahun 2019 kurang lebih 350 ribu barel per hari dan juga BBM kurang lebih 325 ribu per hari.
Baca Juga: Canggih! Mulai Sekarang SKK Migas Bisa Pantau Operasional Migas Nasional Secara Online
Baca Juga: Soal Mafia Migas, Buya Syafii ke Ahok: Hok, Ada Anak Bangsa Bermental Asing!
Yang tidak diperhitungkan oleh Fahmy Radhi adalah jika kilang minyak selesai semuanya dibangun maka memang betul import BBM akan berkurang sama sekali atau bahkan tidak ada samasekali, tapi untuk feeding kilang yang baru maka import minyak mentah akan bertambah besar karena kemampuan lifting nasional yang masih jauh dari kebutuhan nasional!
"masa" - Google Berita
January 02, 2020 at 11:23AM
https://ift.tt/35bMAXb
Masa Mafia Migas Bisa Hambat Pembangunan Kilang? - WartaEkonomi.co.id
"masa" - Google Berita
https://ift.tt/2lkx22B
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Masa Mafia Migas Bisa Hambat Pembangunan Kilang? - WartaEkonomi.co.id"
Post a Comment