Menyoal masa depan Ethereum kian penting, karena perubahan sistem pada teknologi itu sangatlah mendasar. Kelak, kecepatan transaksi berlipat hingga ribuan transaksi per detik, yang akan mendukung banyak peluang bisnis, khususnya di sektor pengembangan dApp (Decentralized App).
Disebut sebagai Ethereum 2.0, mekanisme konsensus Proof-of-Work (Pow) saat ini berubah menjadi Proof-of-Stake (PoS). Dengan PoS itu tak ada lagi fungsi penambangan untuk memvalidasi transaksi, menambah suplai dan pemberian imbalan kepada miner. Dengan PoS, validasi transaksi berdasarkan jumlah aset kripto Ether (ETH) yang dimiliki pengguna alias staking.
Sesuai kesepakatan pengembang inti Ethereum, tahap pertama transisi Ethereum ke 2.0 sudah digelar sejak 3 Januari 2020 lalu.
Berikut wawancara khusus Blockchainmedia.id dengan Teguh Harmanda Co-Founder Ethereum Meetup Indonesia, menyoal perkembangan Ethereum 2.0.
Blockchain Ethereum kian mantap akan menggunakan Proof-of-Stake (PoS) sepenuhnya agar skalabilitasnya lebih mantap. Apa pendapat Anda?
Menurut saya penerapan POS di blockchain Ethereum akan mempercepat proses transaksi. Kita tahu sendiri, Ethereum saat ini, dengan PoW hanya mampu memroses 15-20 transaksi per detik dengan durasi konfirmasi beberapa menit. Kelak, jika sudah terpadu penuh ke PoS, transaksi bisa diproses 3-6 detik saja. Saat itulah skalabilitas Ethereum meningkat termasuk tingkat kepercayaan developer dan publik.
Dengan Ethereum 2.0, kelak penggunaan smart contract semakin luas dengan fitur yang beragam. Bagaimana itu bisa mendongkrak jumlah dApp dan menyentuh sektor yang lebih banyak lagi?
Faktor utamanya adalah sistem sharding. Dengan perbaruan sharding di Ethereum 2.0 bisa mendongkrak dari 15 transaksi per detik menjadi 100.000 transaksi per detik. Jelas ini memungkinkan orang-orang lebih punya kesempatan untuk membangun ekonomi virtual di masa depan untuk sektor apapun di blockchain Ethereum, termasuk dApp, tentu saja.
Secara terperinci, apa itu sharding?
Sharding di Ethereum 2.0 akan meningkatkan skalabilita sampai dengan 6.666 kali lipat. pada dasarnya sharding akan membagi transaksi yang berbeda untuk diverifikasi secara acak oleh kelompok-kelompok komputer yang berbeda.
Dan itu dapat meningkatkan skalabilitas dengan memungkinkan suatu faktor pengkali kecepatan sampai ribuan kali lipat. Hal lainnya akan meningkatkan privacy dan usability.
Khusus terkait sektor stablecoin, sepertinya proyek di sektor seperti ini akan terus bertahan menggunakan blockchain Ethereum, apa pendapat Anda?
Soal itu, saya pikir sangat bergantung dari tujuan penggunaan stablecoin itu sendiri. Lalu, kalau dari segi popularitas, saya pikir Ethereum tetap lebih unggul. [vins]
Ikuti media sosial kami
"masa" - Google Berita
January 22, 2020 at 12:12PM
https://ift.tt/3atLNF0
Menyoal Masa Depan Ethereum 2.0 - Blockchain Media Indonesia
"masa" - Google Berita
https://ift.tt/2lkx22B
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Menyoal Masa Depan Ethereum 2.0 - Blockchain Media Indonesia"
Post a Comment