REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Febryan A, Sapto Andika Candra, Fauziah Mursid
Indonesia agaknya masih harus bersiap diri menghadapi virus corona jenis baru. Badan Intelijen Negara (BIN) memprediksi, virus corona jenis baru atau Covid-19 bisa menginfeksi hampir 4 ribu orang per hari saat mendekati masa puncak penyebaran.
BIN memprediksi pula puncaknya diperkirakan akan jatuh pada bulan Mei. "Pada saat mendekati gejala puncak itu, yang terinfeksi dalam satu hari bisa hampir 4 ribu orang," kata Deputi V BIN Mayor Jenderal TNI Afini Boer, Jumat (13/3).
Afini menjelaskan, perkiraan itu didapat berdasarkan permodelan dengan data kasus Covid-19 di Indonesia. Permodelan itu dibuat dengan bekerja sama dengan sejumlah pihak, salah satunya pihak Institut Pertanian Bogor (IPB).
Permodelan itu, kata dia, dibuat dengan menggunakan tiga variabel, yakni suspect, infeksi, dan penyembuhan. Selain itu juga menghitung mobilitas masyarakat di pusat transportasi publik seperti bandara.
Perkiraan rentang waktu wabah Covid-19 di Indonesia, kata Afini, akan berlangsung selama 60- 80 hari. Terhitung mulai kasus infeksi pertama diumumkan pada 2 Maret lalu.
"Jadi kalau kita hitung-hitung, masa puncaknya itu mungkin jatuhnya bulan Mei berdasarkan permodelan ini. Bulan puasa, bulan puasa," ungkap Afini. Bulan Mei itu memang bertepatan dengan bulan Puasa Ramadhan dan juga Hari Raya Idul Fitri.
Meski demikian, Afini menegaskan, jika pemerintah bisa melakukan upaya penanganan secara maksimal, maka perkiraan itu bisa saja tidak terjadi alias dipatahkan. "Tentu kita berharap dengan model ini kita bisa ambil langkah-langkah antisipatif, sehingga apa yang digambarkan model itu tidak terjadi," kata dia.
Ia mencontohkan bagaimana puncak wabah Covid-19 di China. terjadi. Di negeri Tirai Bambu itu puncak epidemi Covid-19 berlangsung 60 hari.
Menurut dia rentang waktu 60 hari epidemi di China itu tergolong sangat cepat. Ia pun menilai hal itu bisa terjadi lantaran pemerintah China melakukan upaya maksimal.
"Mereka melakukan isolasi, karantina, dan kemudian mengerahkan seluruh sumber daya yang ada," ucap Afini.
Jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia, hingga Kamis (12/3), telah mencapai 34 pasien. Hingga sekarang telah ada lima orang yang sembuh dari Covid-19 di Indonesia dan dua orang yang meninggal dunia.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto namun menegaskan Indonesia belum memikirkan opsi lockdown atau pengisolasian wilayah. Terawan menjelaskan bahwa prioritas pemerintah saat ini adalah melakukan pencegahan dan menekan risiko penularan penyakit Covid-19.
"Kalau panic attack itu yang paling menghancurkan imunitas kita, jangan sampai paranoid, takut semua menurunkan imunitas kita, dan itu berbahaya. Teman-teman di negara lain mulai shoot optimistis sehingga imunitasnya naik," kata Terawan.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menilai penutupan akses dari luar negeri atau lockdown ke Indonesia juga belum perlu diberlakukan di Tanah Air. Ma'ruf beralasan, penanganan Pemerintah saat ini sudah cukup untuk mencegah lebih lanjut penyebaran virus Corona.
Ma'ruf menilai, penutupan akses justru akan menimbulkan kepanikan kepada masyarakat.
"Belum ada semacam ada zona-zona penutupan, belum kita (keluarkan), belum perlu. Pemerintah belum menganggap perlu, sehingga bisa menimbulkan dampak yang kepanikan tadi, nanti dampaknya bermacam-macam dan ke mana-mana," ujar Ma'ruf.
Saat ini, Wapres mengatakan, Pemerintah telah memberlakukan secara ketat masuknya warga negara asing (WNA) dari setidaknya empat negara yang jumlah pasien virus coronanya tinggi sepert Italia, Korea Selatan, Iran dan China. Karena itu ia menilai, hingga saat ini baru sebatas pembatasan WNA dari beberapa negara tersebut.
"Yang kita kenakan empat negara, sekarang masih kita lihat lagi negara-negara lain seperti apa. Empat negara yang sudah diterapkan, yang lainnya itu pemeriksaanya saja yang insentif masuknya itu," ujarnya.
Wapres mengatakan, saat ini Pemerintah juga terus menganjurkan gerakan hidup sehat (germas) kepada masyarakat untuk mencegah penyebaran lebih lanjut. Ia juga menyarankan agar masyarakat secara rutin terus memeriksakan kesehatannya.
"Masing-masing, supaya masyarakat lebih waspada terutama menjaga dirinya kemudian juga membatasi kontak dengan pihak yang lain," ujarnya.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) telah resmi menyatakan Covid-19 sebagai pandemi karena telah menjangkiti 134.679 orang di 119 negara dengan 69.142 orang dinyatakan sembuh dan 4.973 kematian.
"masa" - Google Berita
March 13, 2020 at 03:19PM
https://ift.tt/3cVOxfF
BIN Prediksi 4.000 Kasus Corona per Hari pada Masa Puncak - Republika Online
"masa" - Google Berita
https://ift.tt/2lkx22B
Bagikan Berita Ini
0 Response to "BIN Prediksi 4.000 Kasus Corona per Hari pada Masa Puncak - Republika Online"
Post a Comment