Salah satu yang kini banting setir dari profesi pesepakbola adalah Muhammad Tahir. Gelandang klub Persipura Jayapura itu mengaku memilih kembali melaut menjadi nelayan agar dapur tetap mengepul.
Tahir harus berjuang hidup di tengah masa darurat Covid-19, karena ia masih perlu menafkahi istri dan dua anaknya, Nur Azizah serta Salsabila Putri.Wabah corona membawa Tahir kembali ke laut, mencari ikan untuk dijual. Bahkan, kini pemain 26 tahun itu lebih banyak berada di laut ketimbang di lapangan hijau. Mencari ikan merupakan salah satu kegemaran Tahir sejak kecil. Di masa anak-anak, Tahir sering ikut kakaknya memancing di laut. Sebagian dari hasil tangkapan dijual di pasar dekat rumah dan sisanya dikonsumsi sendiri.
"Saat ini saya balik ke laut jadi nelayan. Kalau sedang tidak jadi nelayan, paling jaga [toko] suvenir punya orang tua di depan Pasar Hamadi [Jayapura]," ucap Tahir kepada CNNIndonesia.com, Senin (6/4).
Tahir merasa beruntung memiliki beberapa pilihan aktivitas. Selain bisa mencari ikan, ia juga dapat menjaga toko suvenir orang tuanya yang menjual berbagai barang khas Papua, mulai dari koteka, tas noken, tifa, gelang dan banyak ada baju khas Papua.
"Tapi omset sekarang menurun soalnya kan tidak ada tamu. Biasanya ada tamu dari luar [negeri], ada yang pesan banyak juga. Sekarang karena lockdown jadi tidak ramai seperti kemarin, sepi," ungkap Tahir.
Muhammad Tahir merasa bersyukur meski mendapat pemotongan gaji karena corona. (ANTARA FOTO/Saiful Bahri)
|
Karena itu, jauh-jauh hari ia sudah berkomunikasi dan memberikan pengertian kepada sang istri, Ayu Dwi Ariyani, supaya lebih berhemat dalam menggunakan uang di masa sulit seperti ini.
"Sebelum PSSI bilang kompetisi vakum, saya sudah ada pikiran. Jadi saya komunikasi sama istri supaya uang tabungan yang ada diatur bagaimana baiknya. Pemasukan utama saya dari gaji sebagai pemain, jadi vakum ini bermasalah banget karena pemasukan tergantung sama sepak bola," ucap Tahir.
[Gambas:Video CNN]
Sebagai pemain, Tahir juga harus menerima keputusan pemotongan gaji yang dikeluarkan PSSI. Namun, dibanding memikirkan dirinya sendiri, Tahir justru memikirkan nasib teman-teman sesama pemain lain yang mungkin tidak seberuntung dirinya.
"Kalau 'atas' maunya begitu [maksimal 25 persen gaji dari nilai kontrak] mau enggak mau harus terima. Kasihan kalau teman-teman yang gajinya rendah, terima 25 persen mereka mau bertahan hidup bagaimana," tutur Tahir.
Tahir mengaku saat ini rasa jenuh sudah mulai menghampirinya. Terkadang, rasa rindu bisa berlatih dan bercanda dengan teman satu tim dan seniornya di Persipura juga sering melanda.
|
Aparat kepolisian juga terus berpatroli setiap malam memantau supaya tidak ada masyarakat yang berkumpul demi menyetop penyebaran virus corona di ujung timur Indonesia itu.
"Rindu latihan, rindu bercanda sama senior. Lokasinya jauh-jauh, yang dekat sama Valdo [Osvaldo Haay], sering ketemu tapi tetap jaga jarak dan ikut aturan," ujar Tahir.
Tahir berharap semua orang bisa menaati aturan yang dibuat pemerintah untuk bisa menghentikan penyebaran Covid-19. Jika wabah ini berhenti, kondisi bisa normal dan Liga 1 bisa kembali bergulir."Penyebaran virus ini bisa berhenti tergantung kita. Kalau tidak mau virus ini lama, ya kita dulu harus berbuat. Taati aturan, stay at home. Di rumah saja tidak usah berkeliaran. Jaga diri, jaga kondisi," tuturnya. (TTF/jun)
"masa" - Google Berita
April 09, 2020 at 07:01PM
https://ift.tt/3b0ruik
Gelandang Persipura Jadi Nelayan di Masa Darurat Corona - CNN Indonesia
"masa" - Google Berita
https://ift.tt/2lkx22B
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Gelandang Persipura Jadi Nelayan di Masa Darurat Corona - CNN Indonesia"
Post a Comment